lagi lagi aku bingung harus memberi apa judul tulisan ini, semuanya hanya terasa campur aduk, saat aku menulis ini, ya ini, tanda koma sebelum dan sesudah ini, judul diatas belum aku tulis, semoga nanti di akhir tulisan, aku mengerti apa yang seharusnya tertulis diatas.
aku kembali lagi ke blog, aku cuma bingung harus lari kemana lagi, dan benar
dear, I'm not strong enought to face it all alone.
aku yakin kamu mengerti dengan apa yang aku rasain sekarang, karena kita sama, aku pernah, kamu pernah, kita tau bagaimana sulitnya menghadapi saat saat seperti ini.
aku ngerasa sendiri, semua canda dari teman temanku, semua kebodohan mereka, gak ngerubah semuanya, aku cuma ngerasa hambar, hampa, kosong, apa lagi, semua yang menggambarkan keheningan, semua.
di satu sisi aku menerima dengan lapang bahwa semua ini adalah hasil dari kebodohanku sendiri, tapi di sisi yang lain entah mengapa aku merasa aku dan kamu memang diciptakan untuk jadi satu.
aku menjaga kita bahkan saat kata kita sudah tak ada lagi.
aku masih merasa kamu terus ada, semua emosi mu yang membuatku tersenyum kecil karena mengetahui kalau kamu terus memperhatikanku, semua kemauan anehmu yang juga jadi kemauanku cuma untuk bisa melihatmu tersenyum bersamaku, semua keinginan anak kecilmu yang kadang gak masuk akal tapi aku turuti hanya untuk memberitaumu kalau aku disini untuk membahagiakanmu, semua cemburumu yang kamu pun gak ngerti kenapa kamu cemburu segitunya, ahaha semua cemburumu yang membuatku ingin melihat wajah cemberutmu karena aku tau disitu ada hati yang ingin dipeluk menyeluruh, semua kebiasaan kita yang setiap hari kita lakuin karena kita menjadikan dunia kita satu, semua hal yang membentuk kata kita, aku masih menjaganya.
aku sendiri juga gak ngerti, gimana aku gak berani bbm an sama cewe lain, gimana aku tetap menjaga jarak dengan semua hal yang kamu tidak suka, gimana aku masih ingat semua pesan pesanmu, gimana aku gak nyaman dengan siapapun karena mereka gak seaneh kamu, gimana semua kesukaanmu yang sekarang juga jadi kesukaanku karena dengan begitu membantu sedikit untuk bisa merasakan kehadiranmu, aku cuma merasa kita masih ada.
ada beberapa saat lalu (kemaren sih sebenernya) kita ketemu, aku membuat seolah olah semesta menginginkannya, tapi ketauan juga kalau emang pengenku aja ketemu, ahaha malu, dalam waktu yang sesaat itu, kita sedikit merasakan sesuatu yang kita sebut kebahagiaan dulu, kamu bohong pujungan bilang gak stalking tapi ternyata ketauan, aku bohong pujungan berbelit belit padahal emang pengen aja ketemu kamu gimanapun caranya, ahaha kita hadir lagi kemarin, kebiasaan kita yang biasanya cuma aku sendiri, kemarin mendapatkan pasangannya, semuanya kita lakuin sebagaimana kita dulu, nemenin kamu kesana, nemenin aku disini, jalan ini itu bla bla, I just feel complete, aku gak harus takut, karena yang aku inginkan ada disebelahku kemarin, dia tetap sama, semua kebiasaan kita yang aku tulis, yang aku jelaskan, ternyata gak berubah, aku masih sering diketawain, aku masih terlihat bodoh didepannya, apalagi dia, ahaha aku sering mencuri pandang, atau lebih tepatnya pandanganku yang selalu saja mengarah padanya, tatap matanya yang nanar melihat sesuatu yang baru, pribadi anak kecilnya yang bisa menemani anak kecil dalam diriku, aku tak menghiraukan keadaan yang sebenarnya tidak sebahagia ini kemarin dan esoknya, aku merasa jauh lebih baik, aku merasa lebih cerah, sekali lagi kemarin, pantulan mataku dan pantulan matanya melukiskan kita.
yang aku pikir kemarin hanya extra time dari kita untuk sekedar melepas rindu, alih alih terlepas, sang rindu malah bertambah besar, sampai akhirnya tumpah, menjadi tulisan ini.
aku mengerti kenapa kamu seperti menahan, tak ingin lagi, mencoba menjauh, kita sama sama pernah merasakan ini, terimakasih untuk extra time kemarin, aku akan terus menjaga kita, aku tak pernah mencoba sedikitpun ke lain hati, aku menunggu disini, di tempat yang sama, yang bernama kita, aku mengerti kamu mencoba untuk mencari kebahagiaan yang lain, tidak salah kan kalau aku disini? aku sempat pergi, sama, sepertimu saat ini, mencoba untuk mencari kebahagiaan lain, aku tidak menemukan apa apa selain kamu, kamu lah yang aku sebut kebahagiaan, apapun hasil perjalananmu nanti, kebahagiaanku masih tetap kamu.
aku tak pernah merasa kamu pergi, aku beranggapan kalau kamu cuma pergi dari rumah kita yang isinya hanya sebuah kursi panjang yang muat untuk dua orang, mencoba pergi karena sebelumnya aku telah pergi, disaat aku kembali, ternyata kamu sudah tidak ada, kamu pergi mencari apa yang aku cari kemarin, dan kebetulan kamu membawa kunci milikku, kunci kebahagiaanku, aku terkurung di rumah, diam menunggumu, cemas dalam ketiadaan, sambil sesekali beranjak dari kursi untuk sekedar melihat tanda tanda kedatanganmu, lalu duduk kembali menunggu, kebiasaan yang memang dulu selalu kita lakukan, walaupun kursi ini terasa lengang tanpamu, berharap suatu saat di suatu pagi, pintu terbuka perlahan, kamu datang membawa kunci, memandang sejenak untuk meyakinkan pandanganmu dan pandanganku, aku beranjak cepat dari kursi untuk berlari menghampiri, lalu kita memeluk yakin inilah akhir pencarian, dan kembali duduk di kursi panjang tadi yang sekarang terasa pas.
dan jika kamu tak kembali, aku masih menunggu di kursi yang lengang itu, tetap sesekali memperhatikan pintu dan jendela, jika kunci milikmu ternyata menemukan rumah lain yang kamu anggap lebih baik, tempati, kamu pantas menerima rumah yang lebih baik, dan aku duduk seperti biasa menunggu keajaiban, menjaga apa yang dulu kita pernah miliki, sampai nanti suatu saat kursi dan rumah reyot ini roboh.
akhirnya aku tau apa yang seharusnya ada di kolom judul, kata kata singkat yang setiap hari aku kirimkan melalui hati, kata kata yang kukatakan di depan jendela setiap matahari datang dan pergi, kata kata yang aku gumamkan dalam ke khawatiran karena takut kamu tak kembali,
cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi.
Jumat, 22 Februari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar